-
Para penentang Presiden Mesir Mohammed Mursi mendirikan
tenda di pusat kota Kairo, melanjutkan protes terhadap dekrit yang
memberi kewenangan tanpa batas kepada presiden.
Mereka mengecam dekrit yang memberikan Presiden Mursi
kewenangan tanpa batas karena keputusan presiden tidak bisa dicabut oleh
lembaga apa pun, termasuk peradilan.
Dekrit ini juga memancing kemarahan massa anti presiden yang
ditandai dengan serangan terhadap kantor-kantor Ikhwanul Muslimin, yang
merupakan payung Partai Kebebasan dan Keadilan, di sejumlah kota.
Sedangkan di Alexandria, sebelumnya terjadi bentrokan antara kelompok penentang dan pendukung Presiden Mursi.
Pendukungnya -yang juga menggelar aksi unjuk rasa di
beberapa kota- menegaskan dekrit hanya bersifat sementara untuk
melindungi revolusi yang menjatuhkan Presiden Husni Mubarak tahun lalu.
Pada Jumat (23/11) malam, para pengunjuk rasa mendirikan
sekitar 20 tenda di Tahrir Square, di pusat kota Kairo. Di tempat inilah
warga Mesir merayakan kemenangannya setahun silam saat berhasil
menumbangkan Presiden Hosni Mubarak.
Pihak pemrotes mengklaim, unjuk rasa ini didukung lebih dari 20 kelompok berbeda dan akan bertahan di tempat itu.
Diperkirakan jumlah demonstran anti Mursi berkisar antara ratusan hingga ribuan orang.
Pengawal stabilitas
Sebelumnya, kelompok oposisi di Mesir menyerukan aksi protes massal untuk melawan dekrit -- yang diterbitkan Presiden Mohammed Mursi -- yang memberinya kewenangan luar biasa dan dipandang sebagai kudeta melawan legitimasi negara.Turunnya dekrit ini dikritik sebagai cara Mursi menempatkan diri sebagai "firaun baru" Mesir.
Dalam dekrit itu disebutkan bahwa keputusan presiden tak bisa diganggu-gugat oleh institusi manapun, termasuk oleh lembaga peradilan.
Namun menurut kubu pendukungnya, dekrit ini akan melindungi amanat revolusi Mesir. Sementara kubu oposisi berpendapat sebaliknya.
Unjuk rasa kelompok penentang Mursi di Tahrir Square pada Jumat malam, sempat bentrok dengan aparat polisi, yang diwarnai tembakan gas airmata dan lemparan bom molotov.
Polisi menembakkan gas air mata dan demonstran melemparkan bom bensin.
Terhadap unjuk rasa yang menentannya, Presiden Mursi di istana presiden pada Jumat, mengatakan dia merupakan pengawal stabilitas politik, ekonomi dan sosial dalam negeri, tetapi dia juga mengutarakan menginginkan kehadiran "oposisi sejati, dan oposisi yang kuat".
Perkembangan terakhir di Mesir ini menimbulkan kekhawatiran pemerintahan Presiden AS Obama.
Sumber: Detik.com
0 comments:
Post a Comment