Sunday, October 28, 2012

IDEOLOGI MAHASISWA DAN POLITIK KEKUASAAN


Oleh    : Ahmad Erlangga Ferdianto
Mahasiswa Diploma Hubungan Masyarakat
“ Manusia Ideal adalah mereka yang memiliki tiga aspek : Kebenaran, Kebajikan, dan Keindahan. Menurut fitrahnya dialah khalifatul fil ard. Dia adalah kehendak yang komit dengan tiga macam dimensi : kesadaran, kemerdekaan dan kreatifitas “. (Dr. Ali Syari’ati)
Pada perjalanannya ideologi sudah menjadi semacam “buku saku/pegangan” bahkan lebih ekstrem lagi beberapa kalangan menganggap bahwa ideologi seudah selayaknya kitab suci dalam perjalanan suatu negara dan bangsa. Ia menjadi referensi dan rujukan dalam kegiatan budaya suatu bangsa.  Pada ideologi terhimpun peta trayektori sejarah dan masa depan. Ada yang tetap rindu dan berpegangan pada sejarah, banyak pula yang melupakan sejarah untuk mencapai masyarakat yang lebih baik dimasa yang akkan datang. Oleh karenanya ideologi memiliki semacam antisipatif dari pada alternatif. Hal ini terutama jika kita mencoba memahami ideologi dari perspektif kekuasaan.
Pada masanya kini ideologi telah memiliki ikatan emosional dengan politik. Dengan kata lain politik sendiri telah mengembangkan wilayah rembahannya. Yang kemudian ideologi dan politik tampil dengan wujudnya yang kadang sakral, melahirkan serangkaian mitos, kovensi dan jargon-jargon izin-larang. Jika ideologi bergerak dalam wilayah ide, abstraksi ilham sejarah, maka politik memanifestasikan semua itu kedalam gerak praksis. Dalam analogi biologi, ideologi semacam nurani, sedang politik adalah tangan, mata, kaki, atau lainnya. Maka jika nurani berbisik tentang perdamaian, secara spontan tangan akan bergerak untuk bersalaman.
Sementara itu, mahasiswa sebagai bagian terkecil dalam komunitas kebangsaan, sering dielu-elukan sebagai agen perubahan dan tolak ukur perubahan bangsa dimasa yang akan datang. Mereka (red. mahasiswa) disinyalir hidup dalam dimensi ideal yang mempertahankan ideologi yang mereka anggap benar, tanpa diragukan akan terkontaminasi oleh pemikiran yang berada diluar lingkaran mereka. Dalam pegertian Bordie bahwa mahasiswa merupakan ‘habitus’ dalam setiap perubahan yang mereka lakukan. Perubahan itulah yang mereka maknai berdasarkan ideologi yang menjadi acuan mereka dalam menjalankan fungsinya sebagai mahasiswa. 

0 comments:

Post a Comment