Pada dasarnya setiap proses selalu ada pilihan yang selalu menuntut kita masuk kedalam sebuah masalah lalu kitapun diharuskan untuk menyelesaikannya demi mencapai sebuah keberhasilan, semua itu harus melalui tahap demi tahap mulai dari manajemen yang matang ataupun pendapat untuk mendeskripsikannya terhadap lingkungan kita.
Berbicara
tentang mahasiswa, berarti berbicara intelektualisme, akademik, organisasi,
hedonis, overtunis hingga istilah-istilah yang memang diciptakan dan kemudian
menimbulkan sebuah perdebatan yang memang layak untuk didiskusikan. Saya ingin
bercerita sedikit ketika saya mulai menjadi mahasiswa hingga saya lepas dari
gelar mahasiswa. Istilah yang tak asing disandang oleh mahasiswa adalah Agen Perubahan dan Agen Control. Saat menyandang gelar mahasiswa saya begitu bangga
dan merasa sangat gagah, bermimpi kelak menjadi orang yang sukses, menguras
pikiran agar bisa memunculkan sebuah ide-ide yang baru dan kemudian mendapatkan
kemenangan-kemenangan kecil, kadang juga terpuruk dikarnakan terhamat oleh
lingkungan, dana bahkan strateginya pun terkadang salah. kemudian coba kembali
bangkit untuk mencoba yang teori baru dari ide yang kembali muncul dan itulah
sebenarnya nilai seorang mahasiswa. Namun tak sedikit mahasiswa yang hanya
mementingkan akademik semata dan mengesampingkan organisasi yang sebenarnya hal
yang tanpa disadari kewajiban bagi seorang mahasiswa wajib aktip dalam
organisasi, banyak mahasiswa berpendapat jika aktip diorganisasi IP nya akan
anjlok, padahal teori itu salah besar. Saya mendapatkan IPK 3 dan saya sangat
aktip di organisasi dan bukan berarti saya tidak melewati hal-hal buruk yang sering
dilakukan oleh mahasiswa yang mereka sebut hedonis. Saat di semester satu saya
sering meninggalkan kuliah, hobi ngeluyur, minum alcohol bareng temen-temen
bahkan hal-hal buruk lainnya namun semua itu hanya sekedar untuk hiburan saja
dalam kejenuhan sebagai mahaiswa. Saat saya menjadi mahasiswa saya paling
dikenal anarkis karena mulai dari tahun pertama hingga tahun ketiga saya selalu
tutup dengan berantem di kampus, dikalangan mahasiswa fakultas sospol saya
cukup disegani tapi saya sebenarnya bukan tipikal orang yang kasar ataupun
mencari sensasi, itu dikarnakan saya kurang control emosi dan memang sayapun
merasa bahwa saya seorang yang tempramen.
Berbicara
akademik bagi saya adalah hal yang paling vital dan utama karena tujuan kita
masuk perguruan tinggi adalah kuliah dan mendapatkan nilai dan IP yang tinggi demi tanggung jawab terhadap orang tua
kita, dan wajib bagi kita untuk belajar tekun demi akademik yang cemerlang agar
bisa menyelesaikan kuliah tepat waktu, namun Ip bukan patokan bagi seorang
mahasiswa cerdas. Bagi saya Ip besar buhan sebuah kebanggaan Bagi saya Ip besar buhan sebuah kebanggaan
yang luar bisa jika tidak didukung oleh Etika dan bagaimana ia bisa diterima di
lingkungannya ataupun masyarakat nantinya karena Nilai itu bukan hanya tertulis
dikertas tapi harus juga tertanam dalam kepribadian seseorang.
Berbicara
tentang organisasi artinya sebagai mahasiswa kita wajib untuk belajar
bemasyarakat, bersosialisasi, mempengaruhi, berdiskusi dan belajar
mempertahankan pendapat dan meraih kemenangan-kemenangan kecil dan semua itu
didapat dalam Organisasi. Diorganisasi kita belajat tentang manajemen, strategi
dan taktik, cara melobbi, bahkan bagai mana menjadi seorang pemimpin yang arif.
Saya menyimpulkannya organisasi itu ibarat sepasang Suami & istri, bisa
kita pikirkan sendiri bagai mana seorang suami & istri bersinergi antara
satu dan yang lain dan melahirkan keturunan yang baru.
Akademik
itu menuntut kita untuk memahami teori-teori dan perencanaan yang matang, dan
organisasi menuntut kita bagai mana cara mengaplikasikannya sehingga semua
berjalan sesuai rencana kita dan menghasilkan apa yang memang kita cita-citakan,
dan menurut saudara apa….???/